Mimpi dalam mimpi dan kehilangan adik laki-laki

Nama saya Ninda Agustiany, usia saya 25th. Sebelum tidur saya melakukan activitas seperti biasanya yaitu memainkan hp lalu setelah merasa mengantuk saya langsung menyetel musik agar lebih mudah untuk tidur, lalu selanjutnya saya pun tertidur.
Setelah terbangun dari mimpi saya kebingungan menafsirkan arti mimpinya karena mimpi yang saya alami begitu kompleks.
Saya berminpi bahwa saya dan adik saya ada didalam suatu rumah yang nampaknya itu seperti rumah susun yang kecil. Awal saya masuk saya sekelibat melihat bayangan orang tengah duduk disuatu ruangan yang gelap. Saya tidak langsung melihatnya karena saya hanya melihat dari ujung mata sembari lewat. Namun seingat saya adik saya melihat dengan jelas karena dia berjalan lebih dulu dibandingkan saya dan dia menunggu saya tepat ditikungan kamar bayangan tersebut. Lalu saya dan adik saya pergi begitu saja, selama dalam mimpi saya tidak dapat melihat dengan jelas wajah adik saya. Saya bahkan hanya melihat beberapa wajah orang asing.
Entah bagaimana mimpi saya seperti berubah tempat, saya tiba-tiba bersama beberapa orang seperti sedang mengetes mic audio (terlihat seperti saramonic) yang dimana ada 2 alat, yang 1 adalah untuk mic pengirim suaranya, dan yang 1 lagi menerima suaranya secara langsung bisa didengar. Nah, yang saya pegang adalah yang penerima, sehingga bisa dengan jelas mendengar suara dari sebrang yang dipegang oleh seseorang (saya tidak ingat siapa). Namun anehnya dan yang membuat kita semua heran, terkhusunya untuk saya sendiri saya sangat takut, bahwa alat yang saya pegang malah mengeluarkan suara seperti bisikan-bisikan, padahal setiap orang disana sengaja tidak bersuara untuk mengetes alatnya. Kita semua pun seperti berhamburan pergi. Lalu ada scene aneh dalam mimpi saya yang saya sendiri tidak ingat pasti, seperti saya naik keatas pohon kelapa entah untuk apa. Lalu scene berubah kembali kerumah yang saya tinggali seperti ngontrak dirumah susun itu. Saya tinggal dilantai 2, dan keatasnya lagi sepertinya tidak dihuni lantaran gelap gulita, sehingga saya pun tidak tau ada berapa lantai. Saya dan adik saya akan bergegas pergi dari rumah tersebut karena saya merasa aneh dan ketakutan, saya sebisa mungkin membawa semua barang saya, namun yang anehnya adik saya tidak membantu saya membawa barang apapun. Dia langsung pergi meninggalkan saya yang kerepotan sendiri, lalu saya pun berusaha memanggil-manggil adik saya namun dia hanya menyahuti dari kejauhan sehingga saya tidak bisa melihat raganya. Lalu saya sekilas melihat lagi sosok bayangan ditikungan lorong itu, namun seperti diawal datang saya hanya melihat sekilas dari ujung mata ada sosok orang yang duduk disuatu ruangan tepat ditikungan lorong tersebut. Lalu setelah itu saya turun kebawah masih sambil memanggil-manggil adik saya karena saya tidak melihat wujudnya sama sekali hanya mendengar suara sahutan-sahutannya. Hingga akhirnya dilantai bawah saya sadar bahwa adik saya telah hilang, karena tidak lagi terdengar suara sahutannya dimana pun. Saya yang panik dan ketakutan mencoba meminta bantuan pada orang disekitar, lalu ada orang (pria paruh baya) menghampiri saya dan menawarkan bantuan untuk mencari karena katanya dia sempat melihat adik saya jalan cepat keluar jalanan. Namun karena saya ragu saya pun meminta bantuan pada satpam yang ada di rumah tersebut, namun dia malah menyarankan saya untuk mengikuti bapak-bapak tersebut. Akhirnya mau tidak mau saya coba ikuti, tapi disaat yang tifak lama, baru saja saya melangkah keluar tiba-tiba ada seornag perempuan tidak terlalu muda maupun tua, sekitar umur 28-30 an menghampiri saya dan menawarkan diri juga untuk membantu saya mencari. Awalnya saya lebih memilih perempuan tersebut untuk membantu saya hingga sampai pada saat dimana dia tiba-tiba menyebut nama saya dengan jelas (Ninda). Saya pun sontak langsung mundur dan ketakutan, pasalnya saya tidak pernah tau wanita itu siapa dan kenapa dia bisa tau nama saya. Lalu setelah itupun saya merasa panik dan berfikir mungkin adik saya sudah hilang entah kemana. Namun tiba-tiba saya merasa terbangun dalam mimpi tersebut namun dalam keadaan susah tebangun seperti reprepan (ketindihan) dan sebelum benar-benar bangun saya merasa ada tangan dibelakang pinggang saya yang menyentuh dan mencoba merangkul, namun untuknya teman saya membangunkan saya dengan cepat. Setelah saya terbangun saya seperti linglung dan mencoba menjabarkan mimpi saya pada orang rumah dalam kondisi yang linglung dan seperti kesurupan. Saya pun mencoba menjelaskannya seperti menggunakan permen jelly dengan motif bunga-bunga pada mereka. Saat saya merasa kebingungan dengan diri saya sendiri yang kenapa melakukan itu, ternyata tiba-tiba saya benar-benar terbangun lagi dalam mimpi. Jadi ternyata adegan saya ketindihan dan akhirnya bangun sebelumnya adalah mimpi juga. Saya yang akhirnya benar-benar bangun merasa lelah dan ngos-ngosan seperti kecapean, dan sama seperti saat saya tidur ketindihan capeknya.